Kamis, 29 Maret 2012
Menulis Bahan Ajar
Menulis Bahan Ajar
A. Standar Kompetensi
Berbicara: Mengungkapkan secara lisan
informasi dari hasil membaca.
B. Kompetensi Dasar
Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan
yang tepat.
C. Indikator:
1. Menggunakan kata dan ungkapan yang sesuai
dengan situasi komunikasi secara tepat, menarik, dan kreatif.
2. Memanfaatkan sinonim atau parafrasa untuk
menghindari pengulangan mubazir kata yang sama dalam satu kalimat atau
paragraf.
3. Menggunakan kata dan ungkapan yang sesuai
dengan situasi komunikasi dalam hal ragam dan laras bahasa.
4. Membedakan pemakaian kata bersinonim yang
berbeda makna leksikal, kontekstual, situasional, makna struktural, dan
metaforis.
D. Materi Pembelajaran
Contoh teks:
Mengurai Manfaat
Hipnotic Parenting
Mendidik anak, gampang-gampang susah, jika
terlalu lembut, tak hanya membuat menjadi manja, tapi juga menjadi pribadi
lembek. Sebaliknya, mendidik mereka dengan keras, bisa membuat anak-anak
bermental ”pemberontak”.
Inilah tantangan bagi para orang tua.
Bagaimana seni dalam mendidik anak-anak agar jadi pribadi yang tak hanya
membahagiakan kedua orang tuanya, namun juga menjadi manusia yang bermanfaat
bagi Islam. Agama dan sekaligus kehormatan yang harus dijaga dan dibela.
Selain ilmu mendidik anak-anak yang dapat
ditelaah di Al-Quran dan Hadis, ilmu modern turut serta menyumbang cara dan
tekhnik dalam mendidik anak. Salah satunya adalah hipnoterapi. Cabang dari ilmu
psikologi yang mengeksplorasi alam bawah sadar manusia.
Sekarang ini, hipnoterapi tak hanya
diterapkan dalam sesi terapi bagi orang dewasa yang ”bermasalah”kondisi
psikisnya, namun juga bermanfaat bagi anak-anak. Bahkan, popularitas
hipnoterapi sebagai salah satu cara mendidik anak semakin meningkat. Para orang
tua atau praktisi anak mulai banyak yang menggunakannya. Metode ini pun dikenal
dengan nama hypnotic (Hipno) parenting.
Hipno parenting adalah ilmu dan seni
mendidik anak dengan menggunkan prinsip-prinsip hipnotis. Melalui hipno
parenting, sahabat bisa menjadi orang tua yang mampu ”mengendalikan” perilaku
anak-anak dengan bijaksana. Inti dari hipno parenting adalah mempelajari cara
berfikir anak-anak, serta mengajarkan cara menanamkan sugesti kepada anak-anak
untuk kebaikan mereka sendiri. Hipnosis langsung memasuki pikiran bawah sadar
anak-anak. Sehingga, program-program negatif yang tertanam di fikiran bawah
sadar mereka bisa dilepaskan dan proram-program kesuksesan bisa mulai
ditanamkan sejak dini.
Permasalahan yang jamak ditemui pada
anak-anak seperti bagaimana meningkatkan prestasi sekolah, konsentrasi dalam
belajar, dapat diatasi. Bahkan, setelah menjalani sesi-sesi hipnoterapi secara
rutin, kesehatan fisik anak-anak pun dapat dioptimalkan.
Berikut ini beberapa manfaat dari hipno
parenting. Jika tertarik mencobanya, pastikan sudah paham secara lengkap
bagaimana ilmu ini bekerja.
1. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak
2. Meningkatkan performa pendidikan anak
sekolah.
3. Melepaskan depresi anak-anak
4. Melepaskan gelisah, ketakutan, dan phobia
anak.
5. Weight loss
6. Berhenti merokok pada anak-anak
7. Mengurangi rasa sakit atau stress pada
penderita penyakit tertentu.
E. Metode Pembelajaran
1. Penugasan
2. Tanya jawab
F. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Motivasi : mengkondisikan kelas.
2. Apersepsi : Guru mengaitkan materi yang
akan dibahas dengan materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai contoh ungkapan, contoh ragam bahasa,
dan contoh sinonim.
2. Elaborasi
Guru
menyempurnakan jawaban siswa disertai penjelasan tambahan mengenai ungkapan,
ragam, dan laras bahasa yang sering digunakan.
3. Konfirmasi
Siswa
mencari ungkapan yang terdapat dalam teks tersebut, mendata pokok-pokok yang
terdapat pada isi teks tersebut, mengenali ragam dan laras bahasa yang
digunakan, mencari dan menemukan sinonim yang berbeda makna leksikal dari teks
tersebut, mencari dan menemukan sinonim yang berbeda makna struktural dari teks
tersebut.
Penutup
1. Siswa diminta menjelaskan perbedaan sinonim yang berbeda
makna struktural dan makna leksikal dari teks.
2. Siswa mendata contoh ungkapan yang
terdapat dalam teks.
3. Siswa dan Guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
G. Bahan Ajar
1. Pustaka rujukan: Panduan Kreatif Bahasa
Indonesia untuk SMK kelas X karya Erien Komaruddin.
2. Majalah Swadaya.
H. Penilaian
No
|
Indikator
|
Soal
|
Jawaban
|
Skor
|
1.
|
Membaca sebuah teks, kemudian mencari
ungkapan yang terdapat dalam teks tersebut.
|
1. Bacalah sebuah karya sastra, kemudian cari ungkapan yang terdapat dalam teks
tersebut!
|
Jawaban disesuaikan dengan hasil
pekerjaan siswa.
|
50
|
2.
|
Membahas ragam dan laras bahasa yang
digunakan dalam teks tersebut.
|
2. Sebutkan ragam dan laras bahasa yang
digunakan dalam teks tersebut!
|
Jawaban disesuaikan dengan hasil
pekerjaan siswa.
|
50
|
|
|
|
|
|
Kata Majemuk
I.Pendahuluan
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas pemajemukan
atau kata majemuk. Adapun segi yang akan di bahas yaitu pengertian, jenis,
ciri-ciri, dan struktur kata majemuk. Beberapa konsep jenis elemen yang
memungkinkan terjadinya kata majemuk yaitu ; kata, pokok kata, akar, dan morfem
unik.
Untuk
mendapat suatu gambaran yang jelas, kita harus meninjau sejarah terbentuknya
kata-kata majemuk tersebut. Menurut sejarah kata-kata majemuk itu pada mulanya
merupakan urutan kata yang bersifat sintaksis. Dalam urutannya yang bersifat
sintaksis tadi, tiap-tiap bentuk mengandung arti yang sepenuhnya sebagai sebuah
kata. Tetapi lambat laun karena sering dipakai, hubungan sintaksis itu menjadi
beku; dan sejalan dengan gerak pembekuan tersebut, bidang arti yang didukung
tiap-tiap bentuk juga lenyap dan terciptalah bidang arti baru yang didukung
bersama. Dan dalam proses ini tidak semua urutan itu telah sampai kepada taraf
terakhir. Ada
urutan kata yang masih dalam gerak ke arah pembekuan, ada yang sudah sampai kepada
pembekuan itu. Yang masih dalam gerak itu dapat disebabkan karena gabungan itu
memang sifatnya sangat longgar atau karena istilah tersebut baru saja tercipta.
Membahas pemajemukan atau kata majemuk berarti kita dapat
mengetahui kemungkinan yang menjadi struktur elemen pembentuk kata majemuk
tersebut beserta fungsinya masing-masing. Menurut tipe konstruksinya kata
majemuk dapat di bedakan menjadi 2 macam yaitu : kata majemuk setara dan kata
majemuk tidak setara. Sedangkan menurut sifatnya, kata majemuk terbagi atas : kata
majemuk eksosentris dan kata majemuk endosentris.
II. Teori
A.
Pengertian
1.
Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan
dua buah kata yang menimbulkan suatu
kata baru (M. Ramlan, 1985 ).
2.
Pemajemukan
adalah proses pembentukan suatu konstruksi melalui penggabungan 2 morfem / kata
atau lebih (Samsuri, 1978 ).
3.
Pemajemukan
adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem dasar yang hasil
keseluruhannya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis,
gramatikal, dan semantik yang khusus menurut kaidah bahasa yang bukan
pemajemukan (Harimurti Kridalaksana, 1982 )
4.
Pemajemukan
adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem dengan kata, atau
kata dengan kata yang menimbulkan pengertian baru yang khusus (TBBI, 1988 : 168)
Hasil dari pemajemukan disebut dengan kata majemuk atau kompositum.
B.
Jenis kata majemuk
1. Menurut Samsuri
a.
Kata
majemuk endosentrik,yaitu kata majemuk yang mempunyai inti dari
gabungan kedua kata tersebut. Contoh: saputangan,
orangtua, matahari, dan lain-lain, dimana sapu, orang, dan mata merupakan unsur intinya.
b.
Kata
majemuk eksosentrik, yaitu kata majemuk yang tidak mengandung
satu unsur inti dari gabungan itu. Dengan kata lain kedua-duanya merupakan inti.
Contoh: tua muda, hancur lebur, kaki tangan,
dan lain-lain.
2. Menurut
Harimurti
a.
Kata
majemuk asintaksis, yaitu kompositum yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan
yang lain seandainya dipakai kata yang bebas.
b.
Kata
majemuk sintaksis, yaitu kompositum yang anggotanya mempunyai hubungan yang
sama dengan konstruksi yang berupa frase.
c.
Kata
majemuk iteratif, yaitu kompositum yang terdiri atas unsur-unsur yang sama.
d.
Kata
majemuk kopulatif, yaitu kompositum yang terdiri atas konstituen-konstituen
yang sederajat, seolah-olah digabungkan dengan kata dan.
e.
Kata
majemuk pangkal, yaitu kompositum yang terdiri dari dua pangkal atau lebih.
f.
Kata
majemuk sintesis, yaitu kompositum yang sama atau salah satu unsurnya berupa
bentuk terikat.
B.
Ciri-ciri
kata majemuk
1.
menurut M. Ramlan
- Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata.
Yang
dimaksud dengan istilah pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat
berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat
bebas, yang dapat di jadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya : juang, temu, lomba, tempur, tahan, dan
masih banyak lagi.
Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata,
atau kata semua, berdasarkan ciri ini, merupakan kata majemuk. Unsur yang
berupa kata dan pokok kata misalnya : kolam
renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, brigade tempur, daya
tempur, lomba lari, tenaga kerja dan masih banyak lagi. Sedangkan unsur
yang berupa kata yaitu kolam, pasukan,
barisan, medan, brigade, daya, lari, kamar, jam, waktu, tenaga dan masa.
Dan untuk kata majemuk yang terdiri dari pokok kata semua misalnya terima kasih, lomba tari, lomba rias, lomba
nyanyi, lomba renang, tanggung jawab, simpan pinjam, jual beli, dan
sebagainya.
b.
Unsur-unsurnya
tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya.
Misalnya :
²
ia
menjadi kaki tangan musuh
²
ia
menjadi kaki dan tangan musuh
²
kaki dan tangannya sudah tidak ada
dari kalimat di atas terlihat bahwa kaki
tangan merupakan kata majemuk karena kedua unsurnya tidak mungkin di
pisahkan. Satuan anak buah berbeda
dengan anak orang sekalipun unsurnya
sama, berupa kata nominal semua. Pada anak
orang unsur anak dan orang dapat dipisahkan, atau dapat
diubah struktunya. Tetapi unsur-unsur pada anak
buah tidak dapat dipisahkan dan juga tidak dapat diubah strukturnya.
Demikianlah dapat disimpulkan bahwa anak
buah adalah kata majemuk, sedangkan anak
orang adalah frase. Berikut beberapa contoh kata majemuk berdasar ciri ini
: ruang makan, baju dalam, daun pintu,
mata pencaharian, pejabat tinggi, kapal terbang, anak timbangan, dan
lain-lain.
- Salah satu atau semua unsurnya berupa morfem unik.
Morfem unik yaitu morfem yang hanya mampu berkombinasi
dengan satu satuan tertentu. Misalnya simpang siur, gelap gulita, terang benderang.
- Menurut kesimpulan hasil simposium tata bahasa pada tanggal 20 oktober 1979 di fakultas sastra UI
a.
Konstruksi
kata majemuk memperlihatkan derajat keeratan yang tinggi sehingga merupakan
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
b.
Konstruksi
kata majemuk berperilaku sebagai kata.
c.
Konstruksi
kata majemuk itu ditentukan oleh ciri dari sekurang-kurangnya satu konstituen
yang memperlihatkan asosiasi atau afinitas yang konstan terhadap konstituen
yang lain dalam konstruksi ini.
d.
Sebagai
pangkal tolak penelitian lebih lanjut terhadap konstruksi majemuk, terutama
derajat kepukalannya, dapatlah dibuat daftar konstruksi menurut kontinum
kepukalan.
e.
Karena
batas kontinum tidak jelas, maka dapatlah konstruksi peralihan antara yang
jelas bersifat majemuk dan yang jelas bersifat frasa. Masalah penamaa harus
mendapat kesepakatan lebih lanjut.
- Struktur
Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya dapat di bedakan
menjadi ;
- Nomina (n) + nomina(n) ; anak sungai, alat negara dsb.
- Adjektif(a) + nomina(n) ; merah jambu, kecil hati dsb.
Teori yang akan di pakai dalam
pembahasan ini adalah teori dari M. Ramlan karena dilihat dari penjelasan dan
ciri yang di kemukakan sudah cukup jelas untuk menerangkan apa itu kata majemuk
sehingga kita dapat menganalisanya dengan lebih mudah.
III. Data
Kata
adalah bentuk bebas yang terkecil yang tidak dapat dibagi menjadi unsur bebas
yang lebih kecil. Tangan, ibu, kota, jari
dan sebagainya adalah beberapa contohnya. Sebagai bentuk bebas kata biasanya
dapat diisolasikan, seperti pada sifat kata ibu
di bawah ini.
- Ayah akan bertemu ibu (“wikipedia, 2010, 11”).
- Ayah akan bertemu dengan ibu.
- Ayah akan bertemu paman dan ibu.
Kata
beli, tukar, dengar, ukur, dan
sebagainya adalah calon kata yang sebenarnya belum dapat berdiri sendiri.
Bentuk-bentuk ini akan menjadi kata apabila diberi imbuhan sehingga menjadi membeli, ditukar, terdengar, pengukur,
dan sebagainya. Bentuk-bentuk yang tergolong pokok kata ini dapt digunakan
untuk membentuk kalimat perintah tanpa bantuan afiks, seperti terlihat dalam
kalimat berikut ini.
- Beli saja buku itu! (“wikipedia, 2010, 11").
- Kalau rusak, tukar saja dengan yang baru.
Akar
adalah bentuk asal yang terikat. Satuan lingual yang disebut akar ini tidak
dapat berdiri, dan tidak dapat digunakan sebagai kata kerja kalimat perintah
tanpa diikuti oleh afiks lain. Contoh satuan lingual ini misalnya juang, temu, sua, tengger, dan
sebagainya. Seperti terlihat dalam kalimat di bawah ini.
- Juang sekuat tenaga (“wikipedia, 2010, 11”).
- Temu
anak-anaknya.
Akhirnya
morfem unik adalah morfem yang hanya dapat bergabung dengan satu morfem saja.
misalnya: gulita hanya bergabung
dengan morfem gelap, benderang hanya
dapat bergabung dengan terang, jelita
hanya dapat bergabung dengan cantik,
dan sebagainya. Dengan demikian, di dalam bahasa Indonesia hanya ada gabungan terang benderang, gelap gulita, dan cantik jelita.
Dengan
titik tolak ini dapatlah kemudian diketahui kemungkinan-kemungkinan struktur
elemen-elemen pembentuk kata majemuk bahasa itu. Kemungkinan-kemungkinan itu
adalah seperti berikut ini.
- kata + kata
- kata + pokok kata
- pokok kata + kata
- kata + akar
- akar + kata
- kata + morfem unik
- pokok kata + pokok kata
- Kata majemuk berstruktur kata + kata
Kata
majemuk berstruktur kata + kata tidak begitu sukar ditemui di dalam bahasa
Indonesia tangan kanan, panjang tangan,
kamar mandi, rumah sakit, dan sebagainya adalah kata majemuk-kata majemuk
yang tergolong ke dalam tipe ini. Contoh :
1)
Rumah
sakit ternama di Kota Bandung, adalah tempatnya
mengabdi (Swadaya, 2010, 11).
- Kata majemuk berstruktur kata + pokok kata
Di
dalam bahasa Indonesia ada kata majemuk siap
tempur, kuda balap, mobil balap, jam kerja, dan sebagainya seperti contoh
dalam kaliamat di bawah ini.
1)
Jam
kerja bagi pegawai negeri akan diperpanjang (“wikipedia,
2010, 11”).
- Kata majemuk berstruktur pokok kata + kata
Kata
majemuk balap mobil, lomba panah, perang
tombak, perang mulut, dan sebagainya adalah kata majemuk yang berstruktur
pokok kata + kata. Adapun penggunaanya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini
.
1)
Kami akan menyaksikan balap mobil di Sentul minggu depan (“wikipedia, 2010, 11”).
2)
Lomba
panah tidak dipertandingkan dalam kejuaraan ini.
- Kata majemuk berstruktur kata + akar
Kata
majemuk daya juang, daya tempur, merupakan 2 contoh kata majemuk yang
berstruktur kata + akar. Adapun contoh penggunaannya adalah kalimat di bawah
ini.
1)
Daya
juang pemuda itu tidak pernah surut (“Wikipedia, 2010, 11”).
2)
Pesawat itu memiliki daya tempur yang cukup mengagumkan.
Agaknya
kata majemuk tipe ini tidak terlalu banyak jumlahnya di dalam bahan Indonesia
sehingga untuk mencari contohnya yang lain tidak begitu mudah.
- Kata majemuk berstruktur akar + kata
Dari
akar kata temu dapat dibuat sejumlah kata majemuk berstruktur akar + kata
seperti temu karya, temu ilmiah, temu
muka, temu alumni, dan sebagainya seperti yang digunakan dalam kalimat
berikut ini.
1)
Temu
karya itu tidak jadi diselenggarakan (“wikipedia, 2010,
11”).
2)
Fakultas sastra akan mengadakan temu ilmiah di Cisarua.
- Kata majemuk berstruktur kata + morfem unik
Kata
majemuk terang benderang, cantik jelita,
gelap gulita, gegap gempita, dan sebagainya. Yang terdapat dalam kalimat di
bawah ini merupakan kata majemuk yang berstruktur kata + morfem unik.
1)
Hari ini cuaca terang benderang
(“wikipedia, 2010, 11”).
2)
Ia melihat gadis yang cantik jelita.
- Kata majemuk berstruktur pola kata + pokok kata
Di
dalam bahasa Indonesia terdapat kata majemuk serah terima, jual beli, candak kulak, timbang terima, dan
sebagainya . Apabila diamati elemen-elemennya, maka kata majemuk ini tergolong
berstruktur elemen pokok kata + pokok kata. Untuk ini, dapat diperhatikan
kalimat di bawah ini .
1)
Serah
terima jabatan Kapolda DIY akan dilakukan pagi ini
(“wikipedia, 2010, 11”).
2)
Jual
beli
kendaraan bekas sekarang ini semakin meningkat.
v Tipe
konstruksi kata majemuk
Tipe
konstruksi ini bersangkutan dengan kedudukan unsur-unsur kata majemuk. Secara
sederhana kata majemuk-kata majemuk itu dapat dibedakan menjadi dua macam,
yakni:
1)
Kata majemuk setara
Kata majemuk setara adalah kata majemuk yang unsur-unsur pembentuknya memiliki kedudukan yang sama, seperti kaki tangan, gegap gempita, serah terima, dan sebagainya. Adapun penggunaanya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
Kata majemuk setara adalah kata majemuk yang unsur-unsur pembentuknya memiliki kedudukan yang sama, seperti kaki tangan, gegap gempita, serah terima, dan sebagainya. Adapun penggunaanya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
a)
Sorak sorai penonton gegap gempita di lapangan sepak bola (Galamedia, 2010, 03)
b)
Apakah serah terima jabatan bupati sudah
dilaksanakan?
Unsur
kaki dan tangan, gegap dan gempita,
serah dan terima pada kata
majemuk di atas memiliki kedudukan yang sama. Contoh lain misalnya: peluk cium, tabrak lari, remuk redam,
dan sebagainya.
2)
Kata majemuk tak setara
Kata
majemuk tak setara adalah kata majemuk yang dibentuk dari unsur-unsur kata tak
setara. Salah satu unsur kata majemuk itu kedudukannya lebih tinggi daripada
yang lain, seperti kamar mandi, tangan
kanan, makan hati, kambing hitam, meja hijau, dan sebagainya seperti
terlihat dalam kalimat di bawah ini.
a)
Tangan
kanan pemerintah sudah tidak dapat diandalkan.
b)
Karena kejahatannya ia diseret ke meja hijau.
Kata
kamar, tangan, makan, kambing, dan meja pada contoh di atas merupakan unsur
yang kedudukannya lebih tinggi, sedangkan unsur-unsur yang mengikutinya, yakni mandi, kanan, hati, hitam, dan hijau hanya sebagai unsur penjelas atau
penerangnya.
IV. Kajian data
Pada
dasarnya penyusun sependapat dengan teori yang diungkapkan M. Ramlan bahwa kata
majemuk itu merupakan gabungan dua buah kata yang membentuk suatu kata baru.
Contoh :
- Rumah makan yang baru itu telah dibuka.
Walaupun
strukturmya agak longgar, namun sering dipakai sebagai satu kesatuan arti, di
samping itu keterangannya juga menerangkan keseluruhan. Pada kalimat Rumah makan yang baru, ‘yang baru’ bukan
hanya rumah saja atau makan saja, tetapi seluruh kesatuan itu.
Kemudian menurut ciri yang di ungkapkan M. Ramlan pula bahwa unsur-unsur
pembentuk kata majemuk itu tidak bisa dipisahkan atau disela kata lain. Seperti
: rumah (itu) makan atau rumah (itu sedang di-) makan. Semua itu akan
menghasilkan stuktur bahasa yang tidak logis. Maka dapat di katakan bahwa rumah makan merupakan kata majemuk.
V. Kesimpulan
Berdasarkan contoh diatas
terdapat kecocokan antara teori yang diungkapkan M. Ramlan dengan data yang
tadi disebutkan bahwa pemajemukan adalah proses penggabungan dua buah kata yang
membentuk sebuah kata baru. Selain itu penempatan unsur inti pada kata majemuk,
biasanya terdapat di bagian depan. Seperti pada kata rumah makan, yang menjadi unsur intinya adalah rumah dan makan adalah
unsur penjelasnya.
VI. Rekomendasi
Rekomendasi atau saran untuk
penulis bahwa yang dimaksud pemajemukan bukan hanya pembentukan kata baru
tetapi juga arti yang di timbulkan dari penggabungan tersebut. Seperti kata rumah makan, mengandung arti yang baru
setelah proses pemajemukan dari kata rumah
dan kata makan yang sebelumnya mempunyai arti tersendiri. Selain
itu penempatan unsur inti suatu kata
tidak selalu berada di depan. Ada
kata–kata yang termasuk kata majemuk
yang penempatan unsur intinya terdapat di belakang. Seperti : adipura dan adikarya .
Daftar pustaka
² Galamedia,
2010, “Uji kelayakan Persib juara”.
² Ramlan,
M., 1985, Morfologi : suatu tinjauan
deskriptif, Yogyakarta : C.V. Karyono.
² Samsuri,
1978, Analisa Bahasa, Jakarta : Erlangga.
² Swadaya,
2010, “anak nakal” kaya prestasi, Bandung
: Daarut tauhid.
² Wikipedia,
30-11-2010, “Komposisi atau Pemajemukan”.
Langganan:
Postingan (Atom)